×
Pusat Kajian Produk Halal UNMA Banten memiliki aplikasi android pecarian produk yang sudah bersertifikat halal. silakkan di download Apk Android PKPH

Pesan Dakwah: Menghalakan Fungsi Perut dan Mulut Melalui Ibadah Shaum Ramadhan

(PKPH, Bandung)--Perut dan mulut memiliki peran fundamental dalam kehidupan manusia. Perut berkaitan dengan kebutuhan makan dan minum, sedangkan mulut menjadi alat komunikasi yang bisa membawa kebaikan atau keburukan. Dalam Islam, setiap fungsi tubuh harus digunakan sesuai dengan aturan syariat agar bernilai ibadah dan tidak menjadi sumber kejahatan. Shaum Ramadan hadir sebagai metode spiritual yang menata kembali fungsi perut dan mulut agar selaras dengan nilai-nilai ketakwaan.

Puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melatih manusia untuk menggunakan perut dan mulut dengan cara yang benar, sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan Rasulullah ﷺ. Dengan demikian, shaum Ramadan menjadi sarana untuk menghalalkan fungsi perut dan mulut, yaitu memastikan bahwa keduanya digunakan dalam koridor yang benar dan bernilai ibadah.

Menghalalkan Fungsi Perut melalui Shaum Ramadan

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering kali tidak memperhatikan dari mana makanan dan minuman yang dikonsumsi, apakah halal atau haram. Shaum Ramadan mengajarkan manusia untuk menyadari bahwa makan bukan sekadar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga memiliki dimensi spiritual.

Allah SWT berfirman:

كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS. Al-A'raf: 31)

Latihan Melalui Ibadah Shaum
1. Menjaga Kehalalan Rezeki: Dengan menahan lapar, seseorang belajar untuk lebih menghargai makanan dan memastikan bahwa yang dikonsumsinya berasal dari sumber yang halal dan baik.
2. Menghindari Sifat Rakus: Puasa membatasi waktu makan, sehingga seseorang terbiasa untuk tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan.
3. Menumbuhkan Rasa Syukur: Dengan merasakan lapar, seseorang lebih menghargai nikmat makanan yang sering dianggap remeh.

Dalam hadis, Rasulullah ﷺ bersabda:
مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ
"Tidak ada wadah yang lebih buruk yang dipenuhi oleh manusia daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika harus lebih, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumnya, dan sepertiga untuk napasnya." (HR. Tirmidzi No. 2380)

Hadis ini menegaskan bahwa Islam tidak melarang makan dan minum, tetapi mengajarkan keseimbangan. Puasa mengajarkan manusia untuk menghalalkan fungsi perut, yaitu hanya mengisinya dengan makanan halal, secukupnya, dan tidak berlebihan.

Menghalalkan Fungsi Mulut melalui Shaum Ramadan
Mulut memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk makan dan berbicara. Jika tidak dikendalikan, mulut dapat menjadi sumber kejahatan, seperti ghibah (menggunjing), fitnah, kebohongan, dan perkataan yang menyakiti orang lain. Oleh karena itu, shaum Ramadan tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat.

Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan buruk, maka Allah tidak membutuhkan puasanya, meskipun ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari No. 1903)

Hadis ini menegaskan bahwa puasa tidak sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga lisan. Puasa mengajarkan manusia untuk:
1. Menghindari Perkataan Buruk: Dengan berpuasa, seseorang belajar untuk mengontrol ucapan agar tidak menyakiti orang lain.
2. Meningkatkan Kualitas Komunikasi: Puasa mengajarkan berbicara yang baik, jujur, dan bermanfaat bagi orang lain.
3. Menjaga Kesucian Mulut: Selain dari perkataan, menjaga mulut juga berarti menghindari makanan haram dan memastikan bahwa setiap yang masuk ke dalam tubuh bernilai ibadah.

Shaum Ramadan sebagai Pengendalian Diri

Puasa merupakan ibadah yang melatih self-control atau pengendalian diri. Dengan menahan lapar, seseorang belajar untuk bersabar dan tidak rakus. Dengan menjaga lisan, seseorang terbiasa untuk berbicara yang baik dan menjauhi perkataan sia-sia.

Allah SWT berfirman:
وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُتَّقِينَ
"Dan jadikanlah kami termasuk orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 201). Takwa inilah yang menjadi tujuan utama puasa. Dengan puasa, seseorang tidak hanya menahan diri secara fisik, tetapi juga secara spiritual, sehingga dapat menggunakan perut dan mulutnya dengan cara yang benar.

Penutup
Shaum Ramadan adalah ibadah yang tidak hanya melatih manusia untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengajarkan cara menghalalkan fungsi perut dan mulut. Dengan berpuasa, seseorang belajar untuk memastikan makanan yang dikonsumsi halal dan tidak berlebihan. Kita menggunakan mulut untuk berbicara yang baik dan menghindari perkataan buruk. Kita juga melatih diri untuk bersabar dan tidak mengikuti hawa nafsu secara berlebihan.

Puasa bukan sekadar ibadah ritual, tetapi juga merupakan metode spiritual yang dapat mengarahkan manusia untuk menggunakan perut dan mulut dengan cara yang benar, sehingga setiap aktivitasnya bernilai ibadah dan membawa keberkahan dalam kehidupan.

Penulis: H. Sugandi Miharja, Ph.D; Anggota Pengarah LSP MUI, Dosen Bimbingan dan Konseling Islam UIN Bandung


Tags :

Bagikan ke :
Bagikan ke :