×
Pusat Kajian Produk Halal UNMA Banten memiliki aplikasi android pecarian produk yang sudah bersertifikat halal. silakkan di download Apk Android PKPH

Urgensi Jaminan Makanan Halal Untuk Kesehatan Mental Relegius

Pendahuluan

Makanan halal memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan fisik, mental, dan spiritual seorang Muslim. Konsumsi makanan yang halal dan thayyib (baik) bukan hanya soal kepatuhan terhadap syariat, tetapi juga memiliki dampak yang mendalam pada kebersihan hati, keberkahan hidup, dan keseimbangan jiwa. Dalam konteks kesehatan mental religius, makanan halal juga mendukung praktik ibadah yang khusyuk dan keberkahan doa. Makalah ini membahas keterkaitan antara makanan halal dan kesehatan mental religius berdasarkan dalil-dalil dari hadis Nabi Muhammad ﷺ.

Konsep Makanan Halal

Makanan halal berarti makanan yang diperbolehkan dalam syariat Islam, sedangkan thayyib berarti baik, bersih, sehat, dan bermanfaat bagi tubuh. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik-baik (halal) yang telah Kami berikan kepadamu, dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah." (QS. Al-Baqarah: 172)

Makanan halal tidak hanya terkait dengan kehalalan zatnya, tetapi juga dengan cara mendapatkannya. Ketika makanan halal dikonsumsi, hal itu memberikan pengaruh positif pada hati dan spiritualitas seseorang.

Dalil-Dalil Hadis tentang Makanan Halal untuk Kesehatan Mental Religius

1. Keutamaan Mengonsumsi Makanan Halal
Rasulullah ﷺ bersabda:

> عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا، وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ، فَقَالَ: يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا، وَقَالَ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ..."
(HR. Muslim, no. 1015)

"Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana yang Dia perintahkan kepada para Rasul, yaitu: 'Wahai para Rasul! Makanlah dari makanan yang baik (halal) dan kerjakanlah amal yang saleh.' Dan Allah berfirman: 'Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari makanan yang baik yang telah Kami rezekikan kepadamu.'"

Maknanya, mengonsumsi makanan halal adalah perintah Allah yang mendukung amal baik dan kebersihan hati, sehingga menciptakan ketenangan jiwa.

2. Doa Tidak Dikabulkan Jika Memakan yang Haram

Rasulullah ﷺ bersabda:
> عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ، يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ، وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ، وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ، وَغُذِّيَ بِالْحَرَامِ، فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ؟"
(HR. Muslim, no. 1015)
"Kemudian disebutkan tentang seorang laki-laki yang telah lama melakukan perjalanan, rambutnya kusut dan berdebu. Ia menengadahkan tangannya ke langit (berdoa), 'Ya Rabb! Ya Rabb!' Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia diberi makan dari yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?"

Makanan haram menjadi penghalang bagi terkabulnya doa dan mengotori hati, sehingga menjauhkan dari ketenangan spiritual.

3. Makan Secukupnya untuk Kesehatan

Rasulullah ﷺ bersabda:
> عَنْ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيكَرِبَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ."
(HR. Tirmidzi, no. 2380; Ibnu Majah, no. 3349)

"Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang punggungnya. Jika ia harus makan lebih banyak, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk minumannya, dan sepertiga untuk nafasnya."

Makan secukupnya mendukung kesehatan tubuh dan pikiran, serta mencegah dari sifat rakus yang dapat merusak kesehatan mental.

4. Keberkahan dalam Makanan Halal

Rasulullah ﷺ bersabda:
 عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ: "الطَّعَامُ الطَّيِّبُ يَجْلِبُ البَرَكَةَ."
(HR. Ahmad)

"Makanan yang halal dan baik akan mendatangkan keberkahan."

Makanan halal tidak hanya menyehatkan tubuh tetapi juga membawa keberkahan yang meningkatkan ketenangan jiwa.

Kesimpulan
Makanan halal tidak hanya menjadi kebutuhan fisik tetapi juga memiliki dampak besar pada kesehatan mental dan spiritual seorang Muslim. Melalui hadis-hadis yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bahwa konsumsi makanan halal membantu menjaga kebersihan hati, mendukung kekhusyukan ibadah, serta mendatangkan keberkahan hidup. Dengan demikian, penting bagi setiap Muslim untuk selalu memastikan kehalalan makanan yang dikonsumsinya sebagai bagian dari ibadah kepada Allah.

Penulis: H.S. Miharja, Ph.D, adalah Wakil Sekjen V PBMA,  Anggota Pengarah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) MUI.


Tags :

Bagikan ke :
Bagikan ke :